Memiliki latar belakang pendidikan hukum, Andri Setiawan Hamami dikenal sebagai pengusaha. Ia juga pernah mengetuai Asosiasi Pengusaha Indonesia dan Kamar Dagang dan Industri Sukabumi. Kiprahnya di dunia usaha juga mengantarkannya menjadi Ketua Tim Perekonomian Kabupaten Sukabumi pada tahun 2016.

Andri Setiawan Hamami berpartisipasi dalam kontes Sukabumi Pilwalkot 2013. Sebagai pengusaha sukses, saat itu ia tercatat sebagai calon wali kota dengan harta kekayaan slot deposit dana Rp69.781.081.754 dan US$2.300. Di Pilwalkot Sukabumi 2018, Andri juga tetap berada di urutan teratas dengan kekayaan tertinggi Rp 29.774.688.122.

Gagal di Pilkada 2013, tak membuat nama Andri Hamami tenggelam. Dia banyak dibicarakan dalam bursa calon kepala daerah Sukabumi. Jika pada 2013 Andri didukung Golkar, kini ia berlabuh ke Partai Demokrat.

Selain berkiprah di bidang politik dan bisnis, Andri Hamami dipercaya menjadi Ketua Tim Perekonomian Kabupaten Sukabumi hingga tahun 2016. Salah satu tugas tim selanjutnya adalah membentuk badan usaha yang berpihak dan dapat mensejahterakan masyarakat.

Di bawah juragan Andri, Tim Ekonomi Kabupaten Sukabumi membentuk Badan Usaha Milik Desa (BumDes) yang mampu menggerakkan perekonomian di berbagai desa, terutama di sektor rtp slot gacor perdagangan dan warung masyarakat.

Tirulah sang kakek

Darah pengusaha Andri Setiawan Hamami rupanya mengalir dari kakeknya yang bernama H Oting. Sejak masa pendudukan Jepang, H Oting memulai usahanya dengan berjualan sarung karet bersama istrinya.

Selain itu, H Oting juga menjual kain batik di Sukabumi yang didatangkan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebagai seorang pengusaha, H Oting dikenal dermawan karena kerap memberikan tambahan harga di bawah harga jual kepada warga yang membutuhkan.

Dari sang kakek, Andri Hamami mengaku mendapat pelajaran tentang pentingnya perjuangan dan kerja keras dalam hidup. Meski berkecukupan, sejak kecil Andri Hamami tidak terbiasa meraih hal-hal remeh baik oleh kakeknya maupun orang tuanya.

Menurut Andri Hamami, sikap keras dan telaten sang kakek telah menjadi pendorong baginya untuk berjiwa besar, dan berpandangan bahwa segala sesuatu yang tidak dapat diperoleh dengan mudah dapat diraih dengan mudah, tetapi harus diperjuangkan.*